Bagaimana Sanksi Rusia Mendukung Cryptocurrency
Sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Rusia telah menyebabkan pergolakan signifikan dalam perekonomian global. Sanksi ini mencakup penyitaan aset Rusia senilai lebih dari $300 miliar.
Ekonom pemenang Hadiah Nobel Robert James Shiller memperingatkan bahwa sanksi ini dapat menyebabkan de-dolarisasi, yaitu pengurangan penggunaan dolar sebagai mata uang cadangan dunia.
Schiller berpendapat bahwa penyitaan aset-aset Rusia dapat menjadikan Amerika Serikat sebagai mitra yang kurang dapat diandalkan. Hal ini dapat menyebabkan negara lain beralih ke mata uang alternatif seperti mata uang kripto.
Rusia telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungannya pada dolar. Pada Juni 2022, pemerintah Rusia mengumumkan akan menerima pembayaran gas alam dalam rubel.
Ada kemungkinan negara-negara lain akan mengikuti contoh Rusia. Hal ini dapat meningkatkan penggunaan mata uang kripto sebagai mata uang alternatif untuk transaksi internasional.
Terutama Bitcoin , yang merupakan mata uang yang terdesentralisasi dan tahan sensor, dapat menjadi pilihan menarik bagi negara-negara yang ingin mengurangi ketergantungan mereka pada dolar.
De-dolarisasi akan berdampak signifikan terhadap perekonomian global. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan volatilitas dan peningkatan tekanan harga. Hal ini juga dapat membuka era baru multipolaritas ekonomi, dimana banyak mata uang bersaing untuk mendapatkan dominasi.
Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah sanksi terhadap Rusia akan mengarah pada de-dolarisasi. Namun, jelas bahwa sanksi-sanksi ini telah menyebabkan perubahan signifikan dalam arsitektur perekonomian global.
Secara khusus, sanksi di Rusia menguntungkan mata uang kripto dengan cara berikut:
- Hal ini mengurangi kepercayaan terhadap dolar sebagai mata uang cadangan dunia. Sanksi terhadap Rusia menunjukkan bahwa Amerika Serikat dapat menyita aset negara mana pun, bahkan jika negara tersebut adalah mitra dagang utamanya. Hal ini dapat menyebabkan negara-negara lain mencari mata uang alternatif yang tidak terlalu rentan terhadap campur tangan politik.
- Mereka mempromosikan de-dolarisasi. De-dolarisasi adalah proses dimana suatu negara mengurangi penggunaan dolar dalam transaksi internasionalnya. Hal ini bisa terjadi jika negara-negara beralih ke mata uang alternatif seperti mata uang kripto.
- Mereka menawarkan pilihan tabungan yang aman. Cryptocurrency terdesentralisasi dan tidak tunduk pada kendali pemerintah. Hal ini menjadikannya pilihan yang menarik untuk tabungan masyarakat di negara-negara dengan rezim politik yang tidak stabil atau inflasi yang tinggi.
Tentu saja, sanksi di Rusia bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perkembangan mata uang kripto. Namun, ini merupakan faktor penting yang dapat berkontribusi terhadap kebangkitan cryptocurrency di masa depan.
Ikuti itu Bitsounisproject.com di berita Google untuk menjadi orang pertama yang mengetahui berita terkini tentang Cryptocurrency, dan proyek baru, . Ikuti kami di, Twitter, Dan Tiktok.